Jumat, 25 Maret 2011

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM SEMESTA (KEINDAHAN)

       Kerusakan lingkungan sebagai pemicu terjadinya global warming atau pemanasan global dan climate challange atau perubahan iklim menyebabkan ketidakseimbangan alam semesta. Banjir, longsor, gempa bumi, angin kencang, gelombang pasang, cuaca buruk, membuat kita perlu merenung dan merumuskan kembali hubungan manusia dengan alam semesta. Manusia adalah makhluk Tuhan, begitu pula lingkungan atau alam semesta adalah ciptaan Tuhan.
        Masyarakat dunia mulai cemas terhadap : terjadinya persengketaan antar suku bangsa dan antar negara, adanya lubang pada lapisan ozon di antariksa kutub selatan dan kutub utara, pengikisan lapisan ozon di atmosfir Eropah timur, terjadinya pemanasan global, revolusi industri yang mecemari sungai, laut dan udara, kepadatan penduduk diperkotaan, pertumbuhan pemukiman yang tak ramah lingkungan, hutan terbakar, penebangan hutan yang semrawut, penambang yang berdampak buruk terhadap lingkungan, kemajuan teknologi yang menimbulkan efek – efek samping yang bersifat biologis, psikologis dan ekologis bagi dasar kehidupan manusia., banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gempa tektonik dan lain – lain.
         Manusia yang berjarak dan tercerabut dari kemampuan menghayati fenomena bagaimana alam bekerja, bagaikan hampa hidupnya. Global Warming adalah jawaban atas sikap kerakusan manusia selama ini. Bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, kelaparan, suhu udara meningkat, musim yang tidak jelas, serta wabah penyakit yang kian mengganas menunjukkan bahwa alam kini sangat megharapkan keseimbangan ekologi.